Deltanusantara.com – Pemberitaan yang beredar, perihal kegiatan urugan tanah merah di Desa Tenajar, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu tepatnya di blok Makam.
Dalam berita yang dimuat disalah satu media online disampaikan bahwa dampak dari aktivitas pengurugan tanah itu menimbulkan polusi debu yang mengganggu pada aktivitas serta kesehatan warga sekitar.
Opal selaku kepala pelaksana membantah tudingan tersebut, dikatakannya bahwa akses jalan yang di lalui kendaraan proyek dalam sehari 6 sampai 7 kali dilakukan penyiraman.
Baca Juga:
Diduga Langgar UU ASN Sebanyak 12 Orang Pegawai di Kabupaten Subang Terancam Diberhentikan
Keracunan Massal MBG di Bandung Barat Kembali Terjadi, Puluhan Siswa SMKN 1 Cihampelas Jadi Korban
Pemkab Ciamis Gelar Doa Bersama untuk Petani di Hari Tani Nasional 2025
Opal sangat menyayangkan apa yang ucapkan salah satu anggota DPRD Indramayu yang mengatakan bahwa dampak dari aktivitas mobil pengangkut material proyek pengurugan hingga menimbulkan polusi debu, hingga mengganggu kesehatan.
Saya membantah pernyataan dari anggota dewan Kiki Arindi. Karena itu tidak benar,” katanya. Rabu (14/5/2025).
Opal menegaskan bahwa pihaknya selalu melakukan penyiraman hingga sehari sampai 7 kali untuk mengantisipasi dan meminimalisir terjadinya dampak debu tersebut.
Saya berharap beliau selaku anggota DPRD harusnya bijak dan turun langsung ke lokasi, jangan membuat statement bikin gaduh,”ucapnya.
Baca Juga:
Insiden Pendaratan di West Java Paragliding Championship 2025: Kompetisi Internasional di Sumedang
Wakil Bupati Sumedang Kunjungi Desa Cimarias Dukung Petani dan Tuntut CSR Perusahaan
Kritik Pedas Mantan Ketua HIPMI Hendra Ciho terhadap Sumedang Kreatif Festival
Jadi, Pa Dewan Kiki itu, hanya mendengar keluhan masyarakat, dan beliau itu, melihat ke lokasi pada malam hari, saat aktivitas kegiatan berhenti,” jelasnya.
Perlu saja jelaskan disini bahwa, sebelum pelaksanaan proyek pelaksanaan dimulai, kami sudah melakukan pengerasan dengan pengurugan menggunakan batu jagung.
Semua itu bertujuan agar jalan tidak ambles dan untuk mengurangi volume polusi debu, untuk memperbaiki jalan dengan pengecoran ataupun di hotmix, ini kan, masih tahap pekerjaan,”ucapnya.
Lebih jauh Opal menjelaskan bahwa, pengerjaan proyek tersebut, pelaksannya melibatkan warga desa sekitar sebagai pekerja, sehingga dapat memastikan bahwa proyek tersebut bermanfaat bagi masyarakat lokal.
“Saya telah melakukan upaya preventif, lanjutnya, untuk mengantisipasi dampak negatif dari pelaksanaan proyek, termasuk membahas dan menyerap aspirasi masyarakat dalam musyawarah bersama stakeholder terkait.
Diarea kawasan jalan ini, ada pasilitas publik seperti sekolah Dasar dan yang lainnya, tentunnya, kita akan menjaganya jangan sampai terganggu dengan adanya aktivitas proyek.
Dengan demikian, tim pelaksana proyek di Desa Tenajar berkomitmen untuk menjalankan proyek dengan baik dan meminimalkan dampak negatif bagi masyarakat sekitar,”ungkapnya.
Awak media Deltanusantara.com sempat melakukan penelusuran terkait isu tersebut dengan mengunjungi salah satu Sekolah SD Riyadlul Muta’ Alim Jln. Pertamina RT 01/RW 03.
Saat diminta konfirmasi terkait polusi debu tersebut, Yayah fatkhiyah., Spd selaku kepala yang awak media temui di ruang kerjanya menyatakan bahwa, polusi debu itu tidak ada.
Alhamdulillah kalau untuk pengerjaan proyek sekarang itu tidak ada polusi debu, kondisi jalan juga ya, Alhamdulillah tidak ada masalah,” ujarnya.***
Yuk! baca artikel Deltanusantara.com lainnya di GoogleNews.
Penulis : Dna Yaya
Editor : Gerry